Daftar kode rekening minimal berisi kode berikut nama rekening untuk mewakili rekening yang akan digunakan dalam pembuatan jurnal transaksi, buku besar, dan neraca lajur. Selain itu, daftar kode rekening juga berguna untuk:
- Secara ringkas mewakili sejumlah besar informasi kompleks yang mungkin tidak bisa dikelola.
- Sarana pertanggungjawaban atas kelengkapan dari transaksi yang telah diproses.
- Dapat mengidentifikasi transaksi dan rekening yang bersifat unik dalam sebuah file.
- Mendukung fungsi audit dengan menyediakan jejak audit yang efektif.
Daftar kode rekening yang dipakai dalam blog ini ada pada level detail, di mana staff di level bawah (klerikal) langsung berinteraksi dengan sistem. Pengelompokan dari masing-masing detail rekening dilakukan pada saat proses pelaporan keuangan. Supaya mudah dimengerti, perhatikan contoh di bawah.
Grup Aktiva:
Pada contoh di atas, rekening level grup dan subgrup dipergunakan pada saat proses pelaporan keuangan, tidak digunakan untuk memasukkan jurnal transaksi. Jadi, yang dipergunakan untuk mencatat jurnal transaksi adalah rekening kas kantor pusat, kas kecil, bank A, bank B, bank C, sertifikat deposito, investasi dalam surat berharga, hutang dagang, dan hutang afiliasi.
Grup Aktiva:
Subgrup 1: Aktiva Lancar
Subgrup 2: Kas dan Bank
Subgrup 3: Kas
Detail: Kas kantor pusat
Detail: Kas kecil
Subgrup 3: Bank
Detail: Bank A
Detail: Bank B
Detail: Bank C
Detail : Sertifikat deposito
Detail : Investasi dalam surat berharga
Grup Hutang:
Subgrup 1: Hutang Lancar
Detail: Hutang Dagang
Detail: Hutang Afiliasi
Pada contoh di atas, rekening level grup dan subgrup dipergunakan pada saat proses pelaporan keuangan, tidak digunakan untuk memasukkan jurnal transaksi. Jadi, yang dipergunakan untuk mencatat jurnal transaksi adalah rekening kas kantor pusat, kas kecil, bank A, bank B, bank C, sertifikat deposito, investasi dalam surat berharga, hutang dagang, dan hutang afiliasi.
Daftar Rekening Yang Ideal
Bentuk daftar rekening yang ideal tidak ada, tetapi berdasarkan pengalaman dan praktek, yang paling bagus adalah bila pengguna bisa membuat daftar kode rekening dengan memakai beberapa kolom, dengan masing-masing kolom mempunyai panjang karakter dua atau tiga, bisa alfabet, numeric, atau alfanumerik. Berapa jumlah kolom yang dibuat, hal ini tergantung kepada lini bisnis dan skala perusahaan. Untuk perusahaan dengan skala kecil, dua kolom sudah cukup, sedangkan untuk menengah ke atas, paling tidak dibutuhkan tiga kolom. Untuk mudahnya, kita ambil contoh sebagai berikut ini:
Atau 2 x 2 x 2 =8
Pada prakteknya, sebuah perusahaan pasti mempunyai lebih dari dua rekening utama, lebih dari dua rekening derivatif 1, dan lebih dari dua rekening derivatif 2. Jadi, misalnya, sebuah perusahaan mempunyai 500 rekening utama, 15 rekening derivatif 1, dan lima rekening derivatif 2, maka kombinasi atau jumlah maksimum rekening yang dapat dibuat adalah sebesar: 500 x 15 x 5 atau 37.500 rekening! Seorang karyawan pada level bawah tentu tidak akan dapat mengingat semua kode rekening yang tersedia, apalagi dengan volume transaksi yang sedemikian besar dan beban kerja yang berat. Dengan memecah kode rekening menjadi tiga bagian atau kolom, maka dia hanya perlu mengingat rekening derivatif 1sebanyak 15 + rekening derivatif 2 sebanyak 5 atau total 20, sangat mudah untuk diingat. Untuk rekening utama yang berjumlah 500, bila dibuat dengan rapi, si karyawan yang bersangkutan juga tidak akan mengalami kesulitan dalam mengingat.
Bentuk daftar rekening yang ideal tidak ada, tetapi berdasarkan pengalaman dan praktek, yang paling bagus adalah bila pengguna bisa membuat daftar kode rekening dengan memakai beberapa kolom, dengan masing-masing kolom mempunyai panjang karakter dua atau tiga, bisa alfabet, numeric, atau alfanumerik. Berapa jumlah kolom yang dibuat, hal ini tergantung kepada lini bisnis dan skala perusahaan. Untuk perusahaan dengan skala kecil, dua kolom sudah cukup, sedangkan untuk menengah ke atas, paling tidak dibutuhkan tiga kolom. Untuk mudahnya, kita ambil contoh sebagai berikut ini:
- Kolom pertama: daftar rekening yang dipergunakan sebagai dasar pembuatan laporan keuangan, sebut saja ini rekening utama.
- Kolom kedua: daftar rekening yang merupakan turunan pertama, sebut saja rekening derivatif 1 (satu). Rekening derivatif 1 ini digunakan untuk pengelompokan struktur organisasi. Misalnya, departemen keuangan, HRD, produksi, dan sebagainya.
- Kolom ketiga: daftar rekening yang merupakan turunan kedua, sebut saja rekening derivatif 2 (dua). Rekening derivatif 2 ini digunakan sebagai pusat laba atau pusat biaya. Misalnya, lini produk, proyek, dan sebagainya.
Rekening Utama
|
Rekening Derivatif 1
|
Rekening Derivatif 2
|
01
|
01
|
01
|
01
|
01
|
02
|
01
|
02
|
01
|
01
|
02
|
02
|
02
|
01
|
01
|
02
|
01
|
02
|
02
|
02
|
01
|
02
|
02
|
02
|
Atau 2 x 2 x 2 =8
Pada prakteknya, sebuah perusahaan pasti mempunyai lebih dari dua rekening utama, lebih dari dua rekening derivatif 1, dan lebih dari dua rekening derivatif 2. Jadi, misalnya, sebuah perusahaan mempunyai 500 rekening utama, 15 rekening derivatif 1, dan lima rekening derivatif 2, maka kombinasi atau jumlah maksimum rekening yang dapat dibuat adalah sebesar: 500 x 15 x 5 atau 37.500 rekening! Seorang karyawan pada level bawah tentu tidak akan dapat mengingat semua kode rekening yang tersedia, apalagi dengan volume transaksi yang sedemikian besar dan beban kerja yang berat. Dengan memecah kode rekening menjadi tiga bagian atau kolom, maka dia hanya perlu mengingat rekening derivatif 1sebanyak 15 + rekening derivatif 2 sebanyak 5 atau total 20, sangat mudah untuk diingat. Untuk rekening utama yang berjumlah 500, bila dibuat dengan rapi, si karyawan yang bersangkutan juga tidak akan mengalami kesulitan dalam mengingat.
Comments
Post a Comment